Pengaruh Covid-19 Terhadap Kehidupan Sehari-hari


Biasanya, setiap pagi akan menjadi waktu yang sibuk di rumah kami. Harus bangun pagi-pagi. Antri kamar mandi, saya yang sesegera mungkin menyiapkan sarapan, anak-anak persiapan berangkat sekolah, dan suami yang mempersiapkan berangkat ke empat kerja. Rutinitas yang terjadi setiap hari selain weekend yang tentu pula dialami keluarga pada umumnya.

Saat ini semua rutinitas itu terasa sangat dirindukan. Pada pertengahan Maret, suami saya masih di Lampung untuk urusan pekerjaan. Begitu kembali di rumah, malamnya datang pemberitaan untuk social distancing dimana semua aktivitas dialihkan di rumah. Awalnya kami semua kaget. Anak-anak bingung tapi masih masuk sekolah hanya mendapat tugas untuk dua minggu ke depan. Dan hari berikutnya, kami benar-benar full di rumah, kecuali suami yang sesekali ke tempat kerja, dan saya yang keluar untuk berbelanja kebutuhan pokok untuk beberapa hari sekali.

Rasanya seperti ada musuh tak kasat mata mengintai kami, entah dimana. Sejak saat itu,kami menjadi lebih perhatian pada masalah kebersihan dan kesehatan. Sering mencuci tangan dengan sabun, bersih-bersih rumah, menjaga pola makan, dan menyempatkan olahraga saat pagi.

Lantas, seberapa besar pengaruh adanya pandemi Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari bagi saya?


  • Pengaruh Covid-19 bagi keluarga
Sebagai sesama perantau, biasanya menjelang ramadhan saya dan suami bersilaturahmi ke kediaman orang tua dan mertua, apalagi kondisi orang tua kami yang kesehatannya mulai menurun karena faktor usia. Benar kata Dilan, menanggung rindu itu beraat sekali. Namun adanya penerapan social distancing membuat kami menahan diri untuk tidak kemana-mana.

Dari sisi kesehatan, kami sekeluarga menjadi lebih sering minum jamu, saya menggunakan madu sebagai pemanis yang sehat dan bergizi. Dan di masa pandemi ini saya jadi sering membuat jamu atau ramuan jsr (jurus sehat rasulullah) dari jahe, kunyit, serai, jeruk lemon/jeruk nipis, kayu manis dan madu. Minuman ini menjadi pembuka hari sebelum acara sarapan pagi, ditemani dengan kurma dan stok buah-buahan seadanya. Selain itu kami juga memakai masker saat keluar rumah. Anak-anak juga suka memakai masker karena motifnya yang lucu-lucu. Selain itu mereka juga tahu bahwa ini adalah masa-masa mereka harus beraktivitas di rumah, sehingga harus memakai masker saat di luar. Selain itu pola makan menjadi teratur, setiap hari kami makan bersama. Jka sebelumnya karena kesibukan kadang-kadang saya membeli lauk di luar, saat ini semua dimasak sendiri. Untuk snack time kadang saya menyetok atau membuat cemilan sehat dan membuat cooking class bersama anak-anak di rumah.

Selama pandemi, proses belajar mengajar dialihkan ke rumah. Pihak sekolah melalui guru telah memberikan sejumlah tugas yang harus dikerjakan di rumah. Adakalanya anak-anak bosan sehingga saya selingi dengan membuat kreasi bersama. Memanfaatkan printable dan membuat kreasi dari barang bekas ternyata menyenangkan lho.
  • Pengaruh Covid-19 terhadap pola hidup masyarakat
Sejak adanya pandemi, warung-warung dan toko di tempat tinggal kami membuat peraturan harus memakai masker dan maksimal 2 orang pengunjung. Selain itu banyak tempat menyediakan area cuci tangan. Menyikapi wabah ini, pola hidup masyarakat Indonesia umumnya berubah, dan lebih memperhatikan masalah kebersihan dan kesehatan. Beberapa desa bahkan telah menyiapkan tempat karantina bagi pemudik. Meski ada saja yang ngeyel tentu itu sangat disesalkan, karena dalam menangani wabah ini perlu kerjasama semua pihak. Bukan hanya tenaga medis namun seluruh masyarakat.

Selain itu kreativitas masyarakat tumbuh karena the power of kepepet. Beberapa tetangga yang memiliki usaha di bidang kuliner, karena tidak bisa berjualan di warung, mengalihkan usahanya secara online dan menerima delivery order. Adapula yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari. 

Perasaan jenuh yang melanda tentu ada, namun tetap ada doa dan harapan dalam setiap kesempatan dan keadaan. Lebih fokus pada apa yang telah Allah beri melatih hati ini tetap bersyukur. Apapun pengaruh pandemi in terhadap kehidupan sehari-hari semua kita semua bisa survive. Bagaimanapun kondisinya kami berusaha tetap tenang dan berpikir positif. Adanya wabah ini mengajari banyak hal, untuk memanfaatkan waktu, memperhatikan keluarga, mengatur pola hidup, dan menyadari bahwa semua yang terjadi telah Allah atur, telah ditakdirkan di Lauhul Mahfuz. Semoga wabah ini segera berakhir dan kita bisa melaluinya, mengambil pelajaran agar terlahir kembali menjadi pribadi yang lebih baik.

Komentar

Postingan Populer