Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. DIY memiliki empat kabupaten dan satu kota madya. Sleman merupakan kabupaten yang paling tersohor kekayaan potensi
wisatanya. Dari utara menelusur sampai ke barat tersebar beraneka ragam
atraksi wisata yang seakan tak habis seminggu penuh untuk disambangi.
Gunung Merapi yang menantang, candi Hindu
dan Budha yang menjulang, sawah menghijau mengelilingi desa, hingga
berbagai upacara adat yang sakral nan berbudaya, semuanya dapat dijumpai
di Sleman.
Riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahm Basya, dosen matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah tentang kajian" Indonesia Negeri Saba" diantaranya Nabi Sulaiman As meninggalkan negeri bernama Sleman di Yogyakarta. Ada pula yang menyebutkan bahwa Sleman berasal dari kata nama pendakwah pertama di Tlatah Mataram yang sekarang dinamakan Sleman yaitu Sayyid Sulaiman Mojo Agung bin Abdul Wahhab Basyaiban, adapula yang menyatakan Sleman berasal dari Saliman. Liman berarti gajah. Dahulu, wilayah ini masih berupa hutan. Wallahu a'lam. Allah Maha Mengetahui. Yang jelas di daerah ini banyak pilihan objek wisata yang menarik untuk dikunjung. Saat ini wisata alam mendapat banyak perhatian dari wisatawan karena penuh tantangan sekaligus menikmati pemandangan alampengunjung refresh saat kembali ke daerah asal. Wisata alam yang menarik di Sleman ini diantaranya:
1. Wisata Alam bersama Jepp Willys Kaliurang
Bila anda memasuki wisata kaliurang anda akan di sambut dengan Jeep Willys
yang nongkrong di terminal Tlogo Putri yaitu Lava tour atau wisata
lahar Merapi menjadi wahana wisata baru di kawasan lereng Gunung Merapi
Yogyakarta pasca erupsi Merapi
2010 lalu. Bekas tempat amukan awan panas di mana menewaskan kurang
lebig 26 orang termasuk juru kunci Mbah Maridjan. Wisatawan dapat menikmati
sisa-sisa kedahsyatan gunung teraktif di Indonesia ini.
Bukan
hanya suasana alamnya yang cantik juga panorama yang memikat banyak
pengunjung lokal ataupun mancanegara, setelah erupsi Merapi 2010 lalu
warga kaliurang membuat fasilitas transportasi menggunakan kendaraan
jeep yang biasa di sebut dengan Jeep Wisata Willys. Wisatawan dapat
menyusuri kawasan yang pernah dihantam erupsi Merapi.
Tentu berbeda ketika jalan-jalan
sendiri dengan sepeda motor atau mobil pribadi, perjalanan lebih
berkesan dengan Jeep Willys dan ada tempat tempat yang asyik
menuju tempat lokasi yang bisa di bilang menyenangkan dan seperti
berpetualang. Banyak wisatawan terkesan dengan lava tour Jeep Willys
rasa penasaran
dan berkesan dengan kondisi daerah-daerah di lereng Merapi pascaerupsi
Merapi di tambah dengan menggunakan transportasi yang lain dari yang
lain.
2. Sinolewah, Wisata Kemah
sumber: Yogyatrip
Salah satu wisata yang bisa membuat badan dan pikiran kita fresh adalah
berkemah. Di Yogya ada pilihan tempat berkemah yang layak anda coba.
Yaitu di Dusun Senolewah, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Tempat ini persis di lereng gunung merapi sebelah selatan (850 m dpl).
Wisata kemah anda akan semakin mengasyikkan karena didukung pemandangan
yang yang sangat indah, udara alami dan sejuk, pepohonan pinus. Di sini
anda akan berkemah diantara pohon sengon, sambil menikmati puncak Gunung
Merapi, berburu susu sapi perah.
sumber: YogyaTrip
Jika anda tidak hanya menginginkan kemah saja maka anda juga bisa
memanfaatkan berbagai fasilitas lain, seperti outbond and training. Area
ini dapat menampung sekitar 1000 orang, tempat mudah dijangkau,
keramahan warga. Untuk mendukung hal tersebut juga tersedia berbagai
sarana yang mampu menjadikan acara anda lebih atraktif. Didukung dengan
permaianan air, ketangkasan, maupun acara santai.
Fasilitas pendukung:
- dapur umum,
- penerangan luar dan dalam,
- 35 kamar mandi dengan air yang melimpah ruah.
- pendopo (dapat dipergunakan sebagai ruang pertemuan)
Harga tiket masuk:
1. Sekedar berkeliling: Rp. 3.000
2. Untuk berkemah (Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000/peserta harga bisa dinego)
Cara menuju perkemahan Sinolewah:
1. Dengan kendaraan umum: dari Yogyakarta naik bus jurusan Kaliurang lalu turun di pertigaan Pakem kemudian naik colt berwarna kuning yang menuju arah senolewah, turun di Jalan kampung Sinolewah lalu berjalan kaki
2. Kendaraan pribadi dengan rute yang sama dengan di atas.
- dapur umum,
- penerangan luar dan dalam,
- 35 kamar mandi dengan air yang melimpah ruah.
- pendopo (dapat dipergunakan sebagai ruang pertemuan)
Harga tiket masuk:
1. Sekedar berkeliling: Rp. 3.000
2. Untuk berkemah (Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000/peserta harga bisa dinego)
Cara menuju perkemahan Sinolewah:
1. Dengan kendaraan umum: dari Yogyakarta naik bus jurusan Kaliurang lalu turun di pertigaan Pakem kemudian naik colt berwarna kuning yang menuju arah senolewah, turun di Jalan kampung Sinolewah lalu berjalan kaki
2. Kendaraan pribadi dengan rute yang sama dengan di atas.
3. Wisata Alam di Naungan Gunung Merapi
Musim liburan segera tiba. Biasanya, Yogyakarta menjadi tujuan
banyak keluarga untuk berlibur. Dari beberapa obyek wisata yang menarik
untuk dikunjungi, tak ada salahnya menikmati suasana lereng Merapi, baik
siang maupun malam hari.
Jarum jam baru menunjuk pukul 06.48, tetapi sosok Gunung Merapi telah tampak begitu jelas. Kabut yang biasanya menyelimuti hilang berganti cuaca cerah. Sinar matahari pun menerobos sela-sela perbukitan kecil yang ada di kaki gunung dan perlahan mulai menghangatkan udara yang sebelumnya dingin menusuk kulit.
Di puncak, asap sulfatara tipis berwarna putih membubung tinggi. Semakin tinggi, asap yang keluar dari sela-sela kubah lava itu kian memudar tertiup angin yang kebetulan berembus ke selatan. Turun sedikit dari puncak gunung berketinggian 2.986 meter dari permukaan laut (dpl) terlihat alur memanjang hulu Kali Gendol dan Kali Woro yang mengarah ke Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta dan Klaten di Jawa Tengah.
Alur Kali Gendol terkadang masih menjadi jalan luncuran awan panas skala kecil sisa erupsi tahun 2006 yang belum selesai. Demikian pula dengan ceruk bekas longsoran geger boyo juga masih terlihat jelas di antara kepulan asap sulfatara. Geger boyo atau punggung buaya itu sendiri adalah istilah untuk menyebut kubah lava 1906-1911 (sebelum erupsi 2006, geger boyo sempat menjadi penahan guguran lava dan awan panas ke arah selatan).
Agak ke bawah, hamparan material vulkanik yang terdiri atas bebatuan dan pasir;yang turun bersama awan panas 14 Juni tahun itu tampak menyerupai lahan gundul yang warnanya kontras dengan kawasan vegetasi di sekitarnya. Hamparan material itu menyebar luas, bahkan hingga kawasan obyek wisata Kaliadem yang berjarak sekitar empat kilometer dari puncak.
Saat erupsi tahun lalu, Kaliadem menjadi ujung terjauh dari terjangan awan panas. Kerusakan yang ditimbulkan juga cukup besar dengan korban tewas dua orang. Sekarang suasananya sudah jauh berbeda. Aktivitas masyarakat sudah berjalan seperti biasa. Beberapa perempuan setengah baya tampak berjalan kaki sambil membawa keranjang, berangkat mencari rumput hingga ke bukit-bukit kecil yang jaraknya 1 kilometer-2 kilometer. Sesekali celoteh dan tawanya terdengar riuh, berpadu dengan kicauan burung-burung khas Merapi yang tengah bertengger di dahan.Warga sini hampir 90 persen mencari rumput saat pagi dan pulang kembali pukul 11.00. Kalau tidak cukup, sorenya mereka akan kembali lagi ke gunung.
Menarik dikunjungi
Bencana memang telah berlalu meski itu belum berarti kondisinya sudah benar-benar aman. Akan tetapi, wisatawan yang penasaran dengan erupsi masih bisa menjumpai sejumlah "peninggalan" awan panas atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah wedhus gembel. Selain tumpukan material, hal yang cukup menarik adalah bungker tempat perlindungan (tempat kedua korban meninggal akibat temperatur tinggi saat dievakuasi suhu material masih sekitar 400 derajat Celsius). Belasan meter ke arah timur dari bungker, wisatawan bisa melihat sisa-sisa bangunan warung makan dan minuman yang hancur diterjang material. "Awan panas juga menghancurkan beberapa bangunan lain. Dulu di sini ada pendopo besar, Gedung BPPT (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi), musala, toilet, dan pos keamanan. Semua bangunan itu rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal gazebo kecil di tepi Kali Gendol," ujar Sukijo (50), juga warga Kaliadem.
Di sebelah timur warung yang rusak, wisatawan bisa melihat alur Kali Gendol yang cukup lebar dengan kedalaman sekitar 50 meter. Pada musim hujan, Kali Gendol menjadi salah satu bagian paling menarik dari erupsi Merapi. Alur kali yang juga terisi material itu menjadi jalur aliran lahar dingin dari arah hulu.
Percampuran air hujan dan material vulkanik (erupsi sekunder) menimbulkan fenomena alam yang menarik, mulai dari bau belerang menyengat, kepulan asap kecoklatan sebagai hasil reaksi kimia, hingga hujan abu yang turun di sekitar kali. Memasuki musim kemarau seperti sekarang, fenomena itu jarang dijumpai. Yang ada hanya para penambang pasir.
Pemandangan malam dan alternatif
Menikmati Kaliadem sebenarnya tidak harus dilakukan siang hari. Pada malam hari pun suasananya sangat mendukung. Kalau sabar, pengunjung bisa melihat lelehan lava pijar berwarna merah kekuningan, sangat kontras dengan pekatnya malam.
Kalau tidak punya waktu yang cukup, wisatawan bisa membeli oleh-oleh berupa foto dokumentasi maupun rekaman cakram video kompak (VCD). Harganya Rp 15.000-Rp 20.000 untuk foto dan Rp 30.000-Rp 50.000 untuk VCD
Setelah puas di Kaliadem, wisatawan bisa mencari obyek wisata alternatif lain. Di sekitar Kaliadem terdapat beberapa obyek wisata yang mengandalkan keelokan alam, seperti alur Kali Kuning ataupun bumi perkemahan Wonogondang yang cukup asri.
Di Kali Kuning, wisatawan akan menjumpai hijaunya pepohonan pinus yang tumbuh di sepanjang alur kali. Di sepanjang alur itu terdapat beberapa titik yang memiliki pemandangan bagus dan biasa dipakai untuk kegiatan berbau alam, seperti out bond. Di kawasan ini juga terdapat banyak penginapan yang bisa disewa dengan harga murah, mulai sekitar Rp 30.000 per malam.
Salah satu titik yang menarik di alur Kali Kuning adalah daerah Plunyon. Selain dam, wisatawan dapat melihat aktivitas penambangan pasir secara tradisional. Banyak juga calon pengantin memanfaatkan keberadaan jembatan kecil berikut kondisi alamnya untuk sesi pemotretan.
Wisatawan yang ingin melakukan kegiatan berbau alam secara beramai-ramai juga bisa memanfaatkan Wonogondang yang mempunyai fasilitas cukup lengkap, mulai dari aula, toilet, hingga penerangan listrik.
Jika belum puas, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Kaliurang yang berada di sebelah barat Kaliadem. Di tempat ini, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sembari beristirahat lebih nyaman karena terdapat lebih dari 200 hotel dan penginapan.
Kaliurang juga memiliki obyek-obyek menarik untuk dikunjungi, antara lain Tlogo Putri yang menyediakan pentas aneka potensi kesenian Sleman dari dangdut, band, keroncong, campursari, jathilan, dan masih banyak lagi.
Museum Ulen Sentalu yang berisi koleksi berbagai batik dan barang-barang dari keraton Yogyakarta dan Surakarta, serta gardu pandang di Pos Pengamatan Gunung Merapi.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, wisatawan juga bisa menikmati lezatnya makanan lokal khas Kaliurang, seperti jadah dan tempe atau tahu bacem. Makanan lain yang juga menarik adalah sate kelinci. Di Kaliurang, wisatawan juga bisa menemukan hotel bernama Vogels. Pengelola yang sekaligus ketua perhimpunan hotel dan penginapan Kaliurang ini memiliki program unik berupa tracking lava tour untuk melihat lava pijar dari dekat, tetapi aman.
"Kami akan mengantarkan wisatawan menuju tempat aman dan melihat lava dari jarak sekitar satu kilometer. Waktu tempuh perjalanan pergi-pulang sekitar lima jam. Berangkat dari hotel pukul 03.00 supaya masih bisa mendapati lava pijar. Kalau siang, lava itu tidak terlihat," ujar Christian Awuy, pemilik Hotel Vogels. Menurut dia, sebagian besar peserta lava tour adalah wisatawan asing. Saat aktivitas Merapi naik beberapa waktu lalu, peserta lava tour banyak diikuti oleh pemburu lava (lava hunter) profesional, seperti Olivier Grunewald, salah satu fotografer dan kontributor majalah National Geographic.
Akses transportasi
Untuk menuju beberapa obyek wisata yang lokasinya paling utara dari Provinsi DI Yogyakarta ini, wisatawan dapat menempuh beberapa cara. Untuk ke Kaliurang, wisatawan bisa menggunakan kendaraan umum ataupun pribadi dengan jarak 27 kilometer dari Yogyakarta. Adapun untuk ke Kaliadem yang berjarak sekitar 35 kilometer lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Angkutan umum hanyalah mobil-mobil kecil yang jumlahnya sangat terbatas.
Keuntungan lain bila menggunakan kendaraan pribadi adalah lebih fleksibel. Wisatawan lebih mudah berpindah dari satu obyek ke obyek lain. Apalagi, antara Kaliadem, Kali Kuning, hingga Kaliurang, bisa ditempuh dalam satu rute jika menggunakan kendaraan pribadi.
Wisata Kuliner
Jarum jam baru menunjuk pukul 06.48, tetapi sosok Gunung Merapi telah tampak begitu jelas. Kabut yang biasanya menyelimuti hilang berganti cuaca cerah. Sinar matahari pun menerobos sela-sela perbukitan kecil yang ada di kaki gunung dan perlahan mulai menghangatkan udara yang sebelumnya dingin menusuk kulit.
Di puncak, asap sulfatara tipis berwarna putih membubung tinggi. Semakin tinggi, asap yang keluar dari sela-sela kubah lava itu kian memudar tertiup angin yang kebetulan berembus ke selatan. Turun sedikit dari puncak gunung berketinggian 2.986 meter dari permukaan laut (dpl) terlihat alur memanjang hulu Kali Gendol dan Kali Woro yang mengarah ke Kabupaten Sleman di Provinsi DI Yogyakarta dan Klaten di Jawa Tengah.
Alur Kali Gendol terkadang masih menjadi jalan luncuran awan panas skala kecil sisa erupsi tahun 2006 yang belum selesai. Demikian pula dengan ceruk bekas longsoran geger boyo juga masih terlihat jelas di antara kepulan asap sulfatara. Geger boyo atau punggung buaya itu sendiri adalah istilah untuk menyebut kubah lava 1906-1911 (sebelum erupsi 2006, geger boyo sempat menjadi penahan guguran lava dan awan panas ke arah selatan).
Agak ke bawah, hamparan material vulkanik yang terdiri atas bebatuan dan pasir;yang turun bersama awan panas 14 Juni tahun itu tampak menyerupai lahan gundul yang warnanya kontras dengan kawasan vegetasi di sekitarnya. Hamparan material itu menyebar luas, bahkan hingga kawasan obyek wisata Kaliadem yang berjarak sekitar empat kilometer dari puncak.
Saat erupsi tahun lalu, Kaliadem menjadi ujung terjauh dari terjangan awan panas. Kerusakan yang ditimbulkan juga cukup besar dengan korban tewas dua orang. Sekarang suasananya sudah jauh berbeda. Aktivitas masyarakat sudah berjalan seperti biasa. Beberapa perempuan setengah baya tampak berjalan kaki sambil membawa keranjang, berangkat mencari rumput hingga ke bukit-bukit kecil yang jaraknya 1 kilometer-2 kilometer. Sesekali celoteh dan tawanya terdengar riuh, berpadu dengan kicauan burung-burung khas Merapi yang tengah bertengger di dahan.Warga sini hampir 90 persen mencari rumput saat pagi dan pulang kembali pukul 11.00. Kalau tidak cukup, sorenya mereka akan kembali lagi ke gunung.
Menarik dikunjungi
Bencana memang telah berlalu meski itu belum berarti kondisinya sudah benar-benar aman. Akan tetapi, wisatawan yang penasaran dengan erupsi masih bisa menjumpai sejumlah "peninggalan" awan panas atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah wedhus gembel. Selain tumpukan material, hal yang cukup menarik adalah bungker tempat perlindungan (tempat kedua korban meninggal akibat temperatur tinggi saat dievakuasi suhu material masih sekitar 400 derajat Celsius). Belasan meter ke arah timur dari bungker, wisatawan bisa melihat sisa-sisa bangunan warung makan dan minuman yang hancur diterjang material. "Awan panas juga menghancurkan beberapa bangunan lain. Dulu di sini ada pendopo besar, Gedung BPPT (Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi), musala, toilet, dan pos keamanan. Semua bangunan itu rata dengan tanah. Yang tersisa tinggal gazebo kecil di tepi Kali Gendol," ujar Sukijo (50), juga warga Kaliadem.
Di sebelah timur warung yang rusak, wisatawan bisa melihat alur Kali Gendol yang cukup lebar dengan kedalaman sekitar 50 meter. Pada musim hujan, Kali Gendol menjadi salah satu bagian paling menarik dari erupsi Merapi. Alur kali yang juga terisi material itu menjadi jalur aliran lahar dingin dari arah hulu.
Percampuran air hujan dan material vulkanik (erupsi sekunder) menimbulkan fenomena alam yang menarik, mulai dari bau belerang menyengat, kepulan asap kecoklatan sebagai hasil reaksi kimia, hingga hujan abu yang turun di sekitar kali. Memasuki musim kemarau seperti sekarang, fenomena itu jarang dijumpai. Yang ada hanya para penambang pasir.
Pemandangan malam dan alternatif
Menikmati Kaliadem sebenarnya tidak harus dilakukan siang hari. Pada malam hari pun suasananya sangat mendukung. Kalau sabar, pengunjung bisa melihat lelehan lava pijar berwarna merah kekuningan, sangat kontras dengan pekatnya malam.
Kalau tidak punya waktu yang cukup, wisatawan bisa membeli oleh-oleh berupa foto dokumentasi maupun rekaman cakram video kompak (VCD). Harganya Rp 15.000-Rp 20.000 untuk foto dan Rp 30.000-Rp 50.000 untuk VCD
Setelah puas di Kaliadem, wisatawan bisa mencari obyek wisata alternatif lain. Di sekitar Kaliadem terdapat beberapa obyek wisata yang mengandalkan keelokan alam, seperti alur Kali Kuning ataupun bumi perkemahan Wonogondang yang cukup asri.
Di Kali Kuning, wisatawan akan menjumpai hijaunya pepohonan pinus yang tumbuh di sepanjang alur kali. Di sepanjang alur itu terdapat beberapa titik yang memiliki pemandangan bagus dan biasa dipakai untuk kegiatan berbau alam, seperti out bond. Di kawasan ini juga terdapat banyak penginapan yang bisa disewa dengan harga murah, mulai sekitar Rp 30.000 per malam.
Salah satu titik yang menarik di alur Kali Kuning adalah daerah Plunyon. Selain dam, wisatawan dapat melihat aktivitas penambangan pasir secara tradisional. Banyak juga calon pengantin memanfaatkan keberadaan jembatan kecil berikut kondisi alamnya untuk sesi pemotretan.
Wisatawan yang ingin melakukan kegiatan berbau alam secara beramai-ramai juga bisa memanfaatkan Wonogondang yang mempunyai fasilitas cukup lengkap, mulai dari aula, toilet, hingga penerangan listrik.
Jika belum puas, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Kaliurang yang berada di sebelah barat Kaliadem. Di tempat ini, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sembari beristirahat lebih nyaman karena terdapat lebih dari 200 hotel dan penginapan.
Kaliurang juga memiliki obyek-obyek menarik untuk dikunjungi, antara lain Tlogo Putri yang menyediakan pentas aneka potensi kesenian Sleman dari dangdut, band, keroncong, campursari, jathilan, dan masih banyak lagi.
Museum Ulen Sentalu yang berisi koleksi berbagai batik dan barang-barang dari keraton Yogyakarta dan Surakarta, serta gardu pandang di Pos Pengamatan Gunung Merapi.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, wisatawan juga bisa menikmati lezatnya makanan lokal khas Kaliurang, seperti jadah dan tempe atau tahu bacem. Makanan lain yang juga menarik adalah sate kelinci. Di Kaliurang, wisatawan juga bisa menemukan hotel bernama Vogels. Pengelola yang sekaligus ketua perhimpunan hotel dan penginapan Kaliurang ini memiliki program unik berupa tracking lava tour untuk melihat lava pijar dari dekat, tetapi aman.
"Kami akan mengantarkan wisatawan menuju tempat aman dan melihat lava dari jarak sekitar satu kilometer. Waktu tempuh perjalanan pergi-pulang sekitar lima jam. Berangkat dari hotel pukul 03.00 supaya masih bisa mendapati lava pijar. Kalau siang, lava itu tidak terlihat," ujar Christian Awuy, pemilik Hotel Vogels. Menurut dia, sebagian besar peserta lava tour adalah wisatawan asing. Saat aktivitas Merapi naik beberapa waktu lalu, peserta lava tour banyak diikuti oleh pemburu lava (lava hunter) profesional, seperti Olivier Grunewald, salah satu fotografer dan kontributor majalah National Geographic.
Akses transportasi
Untuk menuju beberapa obyek wisata yang lokasinya paling utara dari Provinsi DI Yogyakarta ini, wisatawan dapat menempuh beberapa cara. Untuk ke Kaliurang, wisatawan bisa menggunakan kendaraan umum ataupun pribadi dengan jarak 27 kilometer dari Yogyakarta. Adapun untuk ke Kaliadem yang berjarak sekitar 35 kilometer lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Angkutan umum hanyalah mobil-mobil kecil yang jumlahnya sangat terbatas.
Keuntungan lain bila menggunakan kendaraan pribadi adalah lebih fleksibel. Wisatawan lebih mudah berpindah dari satu obyek ke obyek lain. Apalagi, antara Kaliadem, Kali Kuning, hingga Kaliurang, bisa ditempuh dalam satu rute jika menggunakan kendaraan pribadi.
Wisata Kuliner
Tak lengkap rasanya berwisata tanpa mencicipi kuliner setempat. Di Sleman, wisatawan dapat mencicipi aneka kuliner khas Sleman seperti:
Ayam Geprek
sumber: Tourism Sleman
Ayam Geprek merupakan ayam goreng yang di beraikan sedemikian rupa sehingga
teksturnya seperti ayam suir dan didampingi oleh sambel cabe rawit yng
bener bener asik. Lokasinya di Jl. Palagan KM 8.5 kira kira 1 km di
utara Hotel Hyatt,
Bakpia Djava
sumber: Tourism Sleman
Bakpia Djava bisa kita temui di Jalan Laksda Adi Sucipto kilometer 8,5. Dengan lokasi yang lebih besar
dari sebelumnya yakni mampu menampung 20 bus dan 10 mobil pribadi,
selain itu toko ini juga dilengkapi puluhan toilet pria dan wanita.
Lodho Ayam
Sesuai
namanya, tak lengkap rasanya bila berkunjung kesini tanpa mencoba menu
khasnya : Lodho Ayam. Ayam kampung muda panggang ini disajikan dengan
kuah santan gurih nan pedas. Nasinya ada dua pilihan : biasa dan gurih.
Saran penulis, lebih mantap jika anda mencoba nasi gurihnya, plus
dilengkapi dengan kremes. Jika anda menginginkan, disediakan pula menu
tambahan seperti urap sayuran, telur dadar, dll.Terletak
pada pinggir Jl. Gito Gati yang cukup strategis, tempat makan unik khas
Trenggalek ini mudah dijumpai, dan ramai pada saat jam-jam makan siang.
Soto Kadipiro
sumber: Tourism Sleman
Soto Kadipiro pusatnya di di Jalan Wates dan ada beberapa cabang di
Jogja. Yang di Jalan Sukoharjo Condong Catur, kira kira 300 meter di
utara terminal, termasuk yang kecil.
Sate Kalipiro menyajikan soto ayam, dengan rasa yang gurih dan sedikit agak manis. Makanan sampingnya cukup beraneka seperti bacem tahu, pergedel, rempelo ati atau ayam. Sekali makan antara Rp. 10000 - Rp. 15000
Sate Kalipiro menyajikan soto ayam, dengan rasa yang gurih dan sedikit agak manis. Makanan sampingnya cukup beraneka seperti bacem tahu, pergedel, rempelo ati atau ayam. Sekali makan antara Rp. 10000 - Rp. 15000
Cuma itu aja? Masih banyak kok kuliner-kuliner nikmat yang bisa kita temui di Sleman. Selain wisata alam, Sleman juga punya wisata bangunan bersejarah yaitu candi seperti Candi Kalasan, Candi Boko, Candi Abang, Candi Banyunibo, Candi Barong, Candi Ijo, Candi Prambanan, Candi Kedulan, Candi Sambisari, Candi Sari, dan Candi Sewu.
Masih bingung besok liburan kemana? Berwisata ke Sleman bisa menjadi destinasi wisaa yang seru buat kamu.
http://agro-online.blogspot.com
http://jeepwisatakalirangdelfi.blogspot.com/2012/04/berwisata-ria-bersama-jeep-willys.html
http://yogyatrip.com/sinolewah-wisata-kemah-dan-outbond/
Sleman tempat kelahiran ibu...emang banyak pilihan wisata yang ada di Sleman,tinggal milih mau wisata model apaan
BalasHapusWaaah,wisata kulinernya bikin ngeces, nih, kayaknya mantaaap banget
BalasHapusiya nih, yuuk jalan jalan ke sleman :)
Hapuspengen dong mba bakpia nya tapi baru di buat ya mba hehehe
BalasHapushehehe ayo mba, main ke Sleman, biar bs icip langsung di pabriknya :)
Hapussleman tempat yang kusukai saat kuliah... jalan-jalan kenyang ya disini hehehe\salam kenal ya mba lathifah.. sesama KUM nih :) piye nek arep follow blog ini?
BalasHapus