3 KEHAMILAN, 3 PENGALAMAN MENAKJUBKAN

Ini adalah tahun kedua kami mandiri, tidak ikut orangtua. Tempat kami tinggal tidak jauh dari lokasi suami bekerja. Isya, si sulung tahun ini akan naik TK besar dan adiknya Himda, tahun ini menginjak usia 3 tahun. Awalnya kami hanya menganggapnya bercanda saat Isya bilang,"Umi, kakak mau punya adik dua." Saat ini kami tengah menikmati tumbuh kembang mereka sampai kami tidak menyangka, Allah mengabulkan keinginan Isya, mau punya adik dua. Ini adalah pertama kali saya hamil di rumah sendiri, sambil mengasuh dua balita yang super aktif. Ternyata, masing-masing anak memiliki cerita yang berbeda sejak dalam kandungan hingga pertumbuhannya.

Bagi kami sendiri, memiliki keturunan adalah anugrah dan pengalaman yang luar biasa. Yang memiliki cerita suka dan duka sekaligus merupakan tanggung jawab yang besar mendapat amanah dari Allah untuk menjadi orang tua. Ketiga kehamilan saya memiliki cerita yang unik. Beda kehamilan, beda pula pengalaman indah yang saya alami.

Kehamilan Pertama: Perjuangan Luar Biasa Untuk Si Aktif yang Ceria

Begitu memasuki 7 bulan pernikahan, saya pun hamil. Saat itu saya masih bekerja sebagai karyawati di sebuah BUMN. Bersamaan dengan kehamilan pertama ini, suami mendapat rezeki beasiswa S2 sehingga beliau harus tinggal di luar kota dan saya tinggal bersama orang tua. Hamil pertama ditambah kondisi kerja yang sibuk membuat gejala morning sickness saya lumayan parah. Tiap pagi mual dan muntah. Tak tahan dengan bau sabun dan pasta gigi dan tak sanggup sarapan sehingga harus disuapi. Setiap pulang kantor saya masih muntah-muntah ditambah lagi saya tak bisa minum susu hamil merk apapun karena selalu memuntahkannya. Praktis, hanya mengandalkan dari makan sebisanya dan suplemen tambahan dari bidan. Karena berbagai pertimbangan, saya pun mengajukan resign di usia kehamilan 4 bulan dan menyusul suami. Kebetulan teman-teman beliau ada yang sedang hamil dan ada pula yang membawa serta keluarganya.

Sejak awal kehamilan, orang tua selalu mengingatkan agar saya tidak tidur pagi, meski mual-mual, tetap diusahakan bangun, dan jalan-jalan pagi agar janin sehat dan bersemangat. Saya juga dianjurkan untuk banyak berdzikir, bersholawat, bertadarus dan membaca Al-Qur'an Surat Yusuf dan Surat Maryam. Kami juga berusaha memperdengarkan murotal dan sholawat untuk si kecil dalam kandungan. Kebetulan kampus suami berada di kompleks pesantren di Wonosobo yang merupakan daerah pegunungan sehingga suasananya sangat nyaman dan mendukung untuk kehamilan pertama ini

Kami kembali di usia kehamilan saya menginjak kurang lebih 8 bulan. Ahmad Aisya Nurul Musthofa, putra pertama kami, lahir lebih awal dari HPL. Maju sekitar sebulan dari perkiraan. Dan kebetulan saat itu suami sedang di luar kota sehingga saya melahirkan di dampingi orang tua. Suami datang saat saya sudah kembali di rumah. Itupun beliau harus langsung kembali kuliah. Hari-hari pertama kelahiran Isya, lebih banyak didampngi orangtua karena saat itu suami tidak bisa meninggalkan aktivitasnya. Karena belum pengalaman, begitu lahir, saya tidak IMD dan  Isya diberi sufor begitu lahir. Ditambah banyaknya jahitan yang membuat saya lemah dan ASI yang belum keluar, Isya minum sufor di hari-hari pertama kelahirannya.

Baby Isya

Hal yang paling membuat saya belajar sabar adalah, baby Isya bangun pukul 23.00-04.00. Paginya dia tidur. Dan saya tak bisa dan tak boleh tidur. Ada mitos perempuan sehabis melahirkan tak boleh tidur sebelum dhuhur karena menyebabkan darah putih naik. Selain itu tamu-tamu juga sering datang menjenguk baby Isya. Dan meski dibantu orang tua, saya juga masih membereskan perlengkapan baby Isya sendiri. Otomatis hampir sehari semalam saya tak tidur, dan akhirnya jatuh sakit sebelum usia Isya mencapai 40 hari. Setelah itu di usia 2 bulan Isya terkena hernia. Dan karena kurang ASI di awal kelahiran, ia juga rentan sakit. Sehingga masa Batita, kami ekstra keras menjaganya. Di usia 15 bulan, setelah ia operasi hernia, dan ia bisa berjalan, Allah menghadirkan makhluk-Nya di rahim saya.

Kehamilan Kedua: Kehadirannya yang penuh Ketenangan dan Rasa Syukur.

Saat hamil kedua, Isya sudah sembuh dari Hernia dan sudah bisa berjalan. Ia sangat suka jalan-jalan sehingga membantu saya yang saat itu sedang hamil kedua. Morning sickness yang saya alami tidak separah kehamilan pertama. Meski masih tak suka susu hamil, saya berusaha memperbaiki asupan gizi melalui makanan yang bergizi  dan banyak makan sayur dan buah juga kelapa muda dan kacang hijau yang baik untuk ibu dan bayi. Begitu hamil trimester ketiga, saya menambah sari kurma dan madu sebagai suplemen tambahan. Selama kehamilan kedua ini, berat badan saya naik hanya sedikit karena masih mengurus Isya yang  kecil dan kadang masih harus digendong. Aliyah Himda Habibah,  lahir saat Isya berusia 2 tahun 1 bulan dan subhanallah ayahnya kembali mendapat rezeki beasiswa S3.
Baby Himda

Himda lahir di usia kehamilan lebih dari 41 minggu. Mundur dari HPL. Saat ke bidan saya sudah flek tapi belum terasa mulas. Begitu di cek, ternyata air ketuban sudah habis, saya langsung di infus dan dipacu dengan pil agar baby Himda bisa segera keluar. 3 jam kemudian lahirlah Himda dengan posisi ketuban habis dan terlilit tali pusar. Sehingga ia kami beri nama Himda, sebagai rasa syukur kami. Menurut bidan, jika tak segera keluar saya harus di caesar untuk keselamatan bayi. Alhamdulillah, kami selamat. Himda terlahir dengan persalinan normal. 

Tak ingin mengulangi kesalahan sebelumnya, sejak hamil saya sudah berpesan pada bidan untuk IMD. Dan begitu Himda lahir, saya langsung IMD. Berbeda dengan persalinan sebelumnya, kali ini saya melahirkan didampingi suami dan Kakak Isya, kebetulan orangtua sedang pergi sehingga tidak menunggui persalinan saya. Himda bayi yang tenang, sehat, dan jarang menangis. sampai sekarangpun ia anak yang tenang. Ia juga sehat karena full ASI sampai 2 tahun. Dan kini menjelang usia 3 tahun ia baru sekali ke dokter, jika sakitpun saya menggunakan obat tradisional. Daya tahan tubuhnya berbeda di banding Kakak Isya.

Kehamilan Ketiga: Sebuah Awal yang Indah

Bulan lalu, saya terlambat haid. Saya kira ini hanya telat biasa. Namun, perasaan saya mengatakan ada yang aneh dan setelah melihat test pack, hasilnya positif. Kami sempat tak percaya, saat ini usia Kak Isya menjelang 5 tahun, dan Himda menjelang 3 tahun. Kami sedang menikmati masa-masa membesarkan mereka yang sedang aktif-aktifnya. Kami pun segera cek ke bidan. Dari hasil USG, usia kehamilan saya kurang lebih 5 minggu, dan diprediksi saya akan melahirkan akhir tahun ini. 

Ini adalah kehamilan yang indah. Alhamdulillah saya tidak mengalami morning sickness seperti dua kehamilan sebelumnya sehingga saya masih bisa bangun pagi, beraktivitas seperti biasa dan ini sangat saya syukuri mengingat Isya dan Himda yang masih balita, apa jadinya kalau saya sakit. Menurut suami, ngidam dan keluhan di awal kehamilan bisa diredam dengan pemikiran positif. Saya juga tidak ngidam macam-macam. Hanya kadang kelelahan jika tidak beristirahat seharian.

Meski bukan kehamilan pertama, tapi setiap kehamilan memang membuat setiap ibu merasa amazing. Saya kembali membuka buku-buku kehamilan, menikmati setiap proses yang terjadi dalam rahim saya yang meski rasanya tak nyaman, tapi masa ini akan dirindukan di masa depan. Menurut Dr. Athif Lamadhah dalam bukunya, Buku Pintar Kehamilan dan Melahirkan, Pertumbuhan janin di minggu ke -5 ini adalah:

Panjang embrio diperkirakan sekitar 5-7 milimeter. Struktur muka secara keseluruhan mulai bisa "terbaca". Di minggu ini pula cikal bakal tenggorokan/trakea mulai terlihat. Begitu juga paru-paru meski masih dalam bentuk tunas-tunas. Sementara cikal-bakal lambung masih dalam bentuk memanjang. Bakal ginjal dan hati pun sudah terbentuk. Bahkan otot-otot punggung sejati sudah terbentuk.

Hamil sambil mengurus 2 balita, dan seabrek kegiatan rumah tangga membuat saya berusaha menjaga kehamilan ini dengan berusaha makan teratur, rajin minum suplemen kehamilan dari bidan, dan minum susu hamil. Suami juga sering mengajak saya dan anak-anak olahraga pagi, kami berangkat sehabis shubuh, jalan-jalan pagi menyaksikan matahari terbit dari balik Gunung Sindoro. Selain itu, amalan seperti pada kehamilan sebelumnya, seperti banyak bertadarus, dan memperdengarkan murotal serta sholawat untuk si kecil.

Isya dan Himda, masih kecil insyaallah mau punya adik lagi :)


Saya juga melibatkan Isya dan Himda dalam kehamilan ini, dari hal sederhana seperti membagi  makanan menjadi 3 bagian untuk Isya, Himda, dan adik kecil di perut dan juga melibatkan adik kecil dalam proses belajar dan bermain Isya dan Himda. Mereka sudah tau, ada adik kecil di perut ibunya yang suatu hari nanti akan lahir.

Saya percaya, kehamilan adalah "sekolah" pertama untuk anak, sehingga apa yang dilakukan dan di usahakan oleh ibu selama kehamilan akan terasa hasilnya saat si anak lahir nanti. See u, nak. Abi, Umi, Kak Isya dan Mba Himda sudah menunggumu


Tulisan ini diikutsertakan dalam

Komentar

  1. Terima kasih infonya Mbak Lathifah. Sangat bermanfaat dan enak dibaca. semoga bisa terus berbagi pengalaman kedepannya.

    Salam kenal

    BalasHapus
  2. Hamil memang selalu sarat dengan pengalaman aneka rupa, setiap bumil pasti punya cerita unik dan berbeda. hehehe :*
    Ada tips nie, jika bunda lagi hamil coba deh selalu mengkonsumsi daftar makanan sehat untuk ibu hamil muda supaya bunda mudah menjalani masa kehamilannya dan tentunya anak dapat lahir dengan sehat dan cerdas.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer