Dalam buku ini kita diajak menelusuri sejarah al-Qur’an khususnya pada kajian
qira'at, akan kita jumpai aneka bacaan (multiple reading) yang ditampilkan
berdasarkan mata rantai para qari’ (pembaca al-Qur’an)
ternama yang terus berkesinambungan dari abad ke abad sampai permulaan abad ke
empat dengan menggunakan sanad (transimisi)
terpercaya.
Fenomena ini muncul sejak masa Rasulullah SAW sekitar tahun 9
Hijriyah
yang kemudian berlanjut pada zaman keemasan ilmu qira’at yaitu periode Ibnu
Jazari (w.833 H/ 1429 M),
dan mengalami stagnan tahun 1970 M-an dalam dunia Islam.
Namun, multiple reading (qira’at) ini
mengalami pergeseran paradigma, dimana pada perkembangannya satu qira'at dengan
qira'at lainnya bersaing untuk mendapatkan tempat pada khalayak. Realita ini
bisa kita lihat dengan adanya pengklasifikasian qira'at yang dilakukan oleh
para intelektual al-Qur’an tempo dulu,
diantaranya yang dilakukan oleh Abu Bakar Ahmad bin Musa al-‘Abbas yang terkenal dengan
nama Ibnu Mujahid (245-324 H).
Dari usaha mereka itulah sehingga kita mengenal qira’at sab'ah (qira’at tujuh) yang
populer di masyarakat. Namun, diluar qira’at tujuh tersebut sebenarnya masih
banyak sistem qira’at lain, misalnya sistem qira’at yang dihimpun oleh para
ahli qira’at.
Pada perkembangan selanjutnya qira’at imam
‘Asim dari riwayat Hafs begitu masyhur dan
terkenal dalam komunitas besar umat Islam dunia saat ini, dan kepopulerannya
ini tidak berlaku bagi qira’at ‘Asim dari perawi yang lain yaitu Syu‘bah sehingga qira’at
‘Asim riwayat Hafs sering dijuluki sebagai qira’at masyhurah.
Sebagaimana perkembangannya di Indonesia misalnya, perkembangan qira’at
‘Asim dari riwayat Hafs ini diiringi dengan peredaran mushaf standar yang
mengikuti pedoman rasm ‘usmani dan juga kaidah-kaidah
ilmu tajwidnya. Bacaan Hafs ini memiliki sanad yang sahih dan
mendapat dukungan banyak orang di masa lalu hingga sekarang di tengah kaum
Muslimin.
Secara pribadi, Imam ‘Asim memiliki
keistimewaan dalam
mentashih bacaan qira’at-nya dan juga sanad
gurunya yang paling lengkap dari para sahabat besar terkemuka sampai pada
Rasulullah SAW.
Tercatat dalam sejarah bahwasanya bacaan imam ‘Asim sebagai bacaan
terbaik,
sehingga dalam kelompok pengajaran qira’at, Ibnu Mujahid memposisikan bacaan
‘Asim sebagai bacaan yang paling istimewa dari qira’at yang dihimpunnya. Bahkan
Imam Ahmad bin Hanbal hanya menerima
bacaan al-Qur’an dari qira’at
‘Asim saja. (hal 5)
Buku yang merupakan karya tesis penulis ini, mengajak kita menyelami lebih dalam tentang ilmu qiraat. Dalam ilmu qiraat, akan kita temui istilah seperti imam qiraat, riwayat dan tariq, wajah, ikhtiyar yang merupakan bagian dari istilah teknis dalam ilmu qiraat. (hal 19)
Kita juga bisa mempelajari ragam qiraat Imam Ashim beserta jalur periwayatannya dan pada akhirnya akan didapatkan kesimpulan sumber-sumber qira’at al-Qur’an adalah
bacaan-bacaan al-Qur’an yang telah ditaqrir, dilegitimasi oleh Nabi SAW yang
kemudian diajarkan kepada sahabat dan generasi sesudahnya berdasarkan sandaran
sanad yang sahih dan pada perkembangannya sumber qira’at harus mengikuti
standar mushaf usmani. Hanya itu? tentu tidak.
Ikhtilafiah dalam cara membaca al-Qur’an adalah
bersifat tanawwu‘ yang kebenarannya disandarkan pada aspek kesahihan
sanad dan kaidah-kaidah qira’at yang telah disepakati ulama. metode transformasi qira’at al-Qur'an yang
maqbul adalah melalui proses talaqqi dan musyafahah yang ketat antara guru dan
murid dimana metode ini secara langsung maupun tidak langsung ikut menjaga
otentisitas al-Qur’an. (hal 132-133)
Buku ini juga menerangkan hakikat perbedaan antara qiraat Ashim riwayat Hafs dan Syu'bah dari 114 surat dalam Al-Qur'an.
Mari belajar Al-Qur-an dengan menyelami ilmu qiraat yang bisa kita dapat di buku ini.
Judul : Epistemologi Qira'at Al-Qur'an
Penulis : Muhamad Ali Mustofa Kamal Al Hafidz, S. Thi, M.SI
Penerbit : Deepublish Yogyakarta
Tahun : 2014
ISBN : 602280447-5
Harga : Rp. 48.000
serius order bisa menghubungi penulisnya langsung di ad_damarjati[at]yahoo.com atau ke nomor 085225080126 atau via FB di Mustofa Kamal.
Review ini saya tutup dengan mengutip kata pengantar dari Prof. Dr.Phil.H.M.NurKholis Setiawan,MA
"Buku ini berupaya memberikan pencerahan dan jawaban kepada masyarakat pengkaji bacaan Al-Qur'an di Indonesia tentang sisi keilmuan dan qiraat Imam Ashim dan perawi Hafs dan Syu'bah Tema ini sengaja diangkat sebagai jawaban atas 'kegelisahan' penulis terhadap fenomena "ketidaktahuan" masyarakat terhadap esensi bacaan Al-Qur'an sehari-hari."
Buku yang bagus sebagai referensi. Jazaakillah khair informasinya :)
BalasHapus