Seminggu
sebelum bulan ramadhan, saya membawa 2 balita saya Isya (3 tahun) dan Himda (1
tahun) untuk bersilaturahmi ke rumah neneknya di Jepara, sementara suami saya
akan menjemput di terminal Terboyo Semarang. Awalnya, perjalanan kami dengan
bus patas lancar-lancar saja. Anak-anak yang tidak rewel dan perjalanan yang
lancar. Ketidaknyamanan dimulai ke tika bus yang kami naiki ternyata tidak
turun di Terminal Terboyo, kami diturunkan di pintu Tol Banyumanik lalu diantar
dengan shuttle menuju terminal sementara bus kembali mengambil penumpang yang
telah menumpuk di agen, balik ke Purwokerto. Suami saya yang telah menunggu di
terminal, di depan agen bus tersebut segera keluar terminal karena shuttle tidak
bisa masuk terminal. Turun dari shuttle kami berempat jalan kaki menuju
terminal, berjalan diantara truk-truk besar dan bus-bus yang melaju. Bus
jurusan semarang-jepara langsung penuh sejak di terminal. Bus ekonomi yang
sesak membuat bungsu saya sesekali menangis. Namun, cobaan tidak berhenti
sampai disitu, bus yang sesak ditambah cuaca siang kota semarang yang terik
harus ditambah kemacetan yang panjang. Sopir berulang kali membunyikan klakson
yang setiap berbunyi langsung disusul tangis kaget Himda. Klakson berbunyi
disana-sini. Jalanan penuh. Para pengendara motor meliuk-liuk menyalip di
sela-sela kendaraan roda empat dan mengambil alih trotoar dari para pejalan
kaki. Saya sempat berfikir, mungkin karena sekarang adalah hari sabtu dan waktu
sudah menjelang sore, waktunya pulang beraktivitas. Setelah mengalami kemacetan
panjang yang membuat kami berpeluh keringat dan Himda tertidur setelah
seringkali menangis ketakutan mendengar suara klakson, akhirnya kami bisa
melalui jalan dengan lega. Dan setelah tahu penyebabnya, ternyata ada perbaikan
jalan, dimulai dari perbatasan Kota Semarang dengan Demak, hingga ujung jalan
lingkar selatan Kabupaten Demak. Menurut informasi, perbaikan ini ditargetkan
selesai H-10 lebaran.
Benar-benar
membuat saya geleng kepala dan mengelus dada. Hampir tiap tahun kami ke Jepara,
melewati jalur Pantura, dan seringkali kami menemui perbaikan jalan di jalur
padat arus ini. Seolah perbaikan jalan adalah agenda rutin yang terulang tiap
tahun. Menurut Anggota Komisi V DPR Roem Kono dalam portal berita teraspos, beliau mengatakan, tata cara
perbaikan jalur Pantai Utara perlu direformasi. Agar proyek yang menelan
anggaran hingga triliunan itu tidak berulang setiap tahun. Di sepanjang jalan
pantura sering sekali kami temui berbagai truk tronton, kontainer, bus-bus
besar, dan berbagai truk dengan muatan penuh dan tonase tinggi. Belum lagi
banyaknya kendaraan umum, mobil pribadi dan motor. Sehingga rasanya wajar saja
jika membuat beban jalan tinggi dan membuat jalan cepat rusak dan berlubang.
Namun yang menjadi pertanyaan saya, kenapa perbaikan jalan terjadi setiap tahun
dan pelaksanaannya menjelang lebaran?
sumber: http://politik.teraspos.com/read/2013/07/25/55880/proyek-pantura-boroskan-anggaran-negara
Menurut
Pak Roem Kono, anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk memelihara jalur tersebut
cukup besar. Namun, faktanya tidak terealisasi dengan baik. Karena material
yang digunakan tidak menggunakan bahan yang tahan lama. Karena itu, dia
mendesak Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit anggaran proyek tersebut. Apalagi
itu sudah menjadi tugas dan kewajiban BPK. Dia memastikan DPR akan mendorong
semua pihak bila dalam proyek itu ditemukan . Selain itu, teraspos juga menyebutkan proyek ini memboroskan anggaran negara karena bernilai triliunan dan berlangsung setiap tahun.
Sebagai
masyarakat dan pengguna jalan, tentu saya mendukung langkah tersebut. Tidak
terhitung kerugian yang disebabkan kemacetan karena urusannya adalah waktu.
Selain itu, sebagai umat muslim saya menyayangkan perbaikan jalan pada bulan
ramadhan, para pekerja jalan tentu sulit berpuasa karena mereka harus bekerja
di tengah teriknya matahari, panasnya jalan, dan bisingnya kendaraan. Meski
puasa ramadhan bisa diganti di lain waktu, tapi tetaplah berbeda. Kalaupun
perbaikan jalan mesti dilakukan semoga dilakukan di luar bulan ramadhan, selain
para pekerja bisa leluasa makan dan minum, saat jelang lebaran para pemudik
tidak terganggu dengan proses perbaikan jalan yang menimbulkan kemacetan yang
tidak hanya menguras waktu, tapi juga emosi.
Gara-gara
macet, kami sampai di Jepara menjelang Maghrib.
Ibu mertua saya sudah gelisah, biasanya tidak sesore ini, namun
bersyukur kami bisa sampai rumah dengan selamat. Anak-anak pun menghabiskan
liburan di rumah neneknya. Di Jepara memang beda dengan di Purbalingga, disini
sering terlihat truk-truk bermuatan berat, dan kontainer besar. Selain berada
di jalur pantura, jepara terkenal dengan produk ukirnya yang telah terkenal
dalam skala nasional dan global. Selain itu kota ini berbatasan dengan kudus,
produsen rokok di Indonesia sehingga wajar saja jalanan disini lebih ramai.
Tak diduga, di
rumah pun kami harus bertemu dengan perbaikan jalan. Rumah ibu mertua saya
berada di dukuh damarjati, jauh dari pusat kota Jepara. Awalnya jalan di
kampung ini berbatu, lalu diaspal namun tidak bertahan lama karena sering
dilewati truk dan tidak jauh dari kampung kami ada beberapa penggilingan batu.
Truk-truk bermuatan batu membuat jalanan rusak dan berlubang. Beberapa hari
setelah kami disini, aspal yang rusak di ganti dengan semen. Truk berwarna
merah bolak balik lewat, membawa pasir, batu kerikil, disusul truk hitam
membawa semen dan air. Mesin penggiling semen didatangkan. Anak sulung saya, Isya
senang sekali melihat truk bolak balik menuang muatan. Maklumlah, anak cowok
dimanapun kayaknya penggemar kendaraan. Suara mesin yang menderu-deru cukup
membuat bising dan kami harus berlapang dada melihat para pekerja yang tidak
berpuasa, dan para penduduk bergiliran menyediakan minum bagi mereka. Akses
jalan memang sangat penting, sangat menunjang akomodasi dan aktivitas warga,
hanya sayangnya saat bulan ramadhan. Adanya perbaikan jalan membuat warga harus
memutar atau berjalan kaki agar tidak merusak jalan yang baru.
Sebelum
ramadhan harga sudah naik karena dipicu kenaikan BBM, belum lagi kenaikan
menjelang lebaran. Pemerintah tampak tak berdaya menghadapi kenaikan hargabahan kebutuhan pokok. Saat kami berbelanja di tukang sayur, ibu mertua tampak
mengeluh, harga daging Rp. 11.000 per ons, belum yang lain, beras, bumbu-bumbu,
sayur, dan kebutuhan pokok lain ikut naik. Menurut Menko
Perekonomian Hatta Rajasa dalam portal berita teraspos, beliau menyatakan akan melakukan impor beberapa komoditas
bahan pokok untuk menstabilkan harga di pasaran. "Tren sudah mulai menurun
secara nasional," kata Hatta. Bagi masyarakat, yang terpenting adalah
harga yang terjangkau.
Rasanya banyak
sekali permasalahan di negeri ini yang perlu di urai satu per satu. Di luar
rumah, masarakat menghadapi kemacetan, sarana umum yang tidak layak, BBM yang
melonjak, dan di rumah para ibu mengeluhkan harga, bingung mengatur menu sehat
untuk keluarga. Menjelang lebaran tahun ini, para pemudik seperti kami harus
bersiap dengan kemacetan, dan juga kenaikan tarif angkutan yang belum lama ini juga baru saja naik karena
kenaikan BBM.
Ramadhan,
memang bulan yang mulia. Segala keberkahan ada didalamnya. Rasulullah, insan
yang paling mulia pun selalu merindukan kedatangannya. Rasulullah, hamba Allah
yang telah diampuni dosanya adalah manusia yang paling banyak ibadahnya di
bulan suci ini.Akhlak beliau yang mulia membuat beliau menjadi uswatun khasanah
(contoh yang baik) bagi kita umatnya. Meski harga-harga melambung tinggi, namun
dapat kita lihat di berbagai media dan juga di sekitar kita, umat muslim
berbagi dengan caranya masing-masing. Pembagian sembako gratis, pembagian takjil gratis seperti tradisi di sebagian besar daerah di negeri ini,
pembagian makanan untuk berbuka dan sahur, para dhuafa di muliakan, fakir
miskin disantuni. Ramadhan membuat umat muslim merasa ringan berbuat kebajikan.
Teraspos juga menyebutkan bahwa media nyaris luput memberitakan berita kenaikan harga yang menyangkut hajat hidup orang banyak ini. sepekan ini media lebih memberitakan rusuh di LP Tanjung Gusta, aturan pengetatan emisi untuk remisi teroris dan koruptor, dan terakhir perlawanan warga Kendal terhadap Front Pembela Islam. Padahal kenaikan harga bahan kebutuhan pokok lebih menyentuh persoalan masyarakat seluruh tanah air.
Kita semua sangat beruntung tahun ini bisa berjumpa dengan ramadhan. Tidak ada yang tahu apakah tahun depan kita dapat bertemu lagi dengan bulan mulia ini. Alih-alih menghabiskan waktu dengan melihat berita yang menyesakkan dada, lebih baik menyirami diri dengan Al-Quran, bertadarus, bertadabbur, berbaur dengan jamaah di majelis ilmu. Biarlah informasi menjadi sekedar pengetahuan akan keadaan sekitar yang tidak mempengaruhi jiwa kita menjadi ciut dan pesimis namun sebaliknya, menguatkan ikhtiar untuk menjadi manusia yang lebih baik. Jika pemerintah mengadakan perbaikan jalan disana-sini, kitapun tidak kalah untuk mengadakan perbaikan, memperbaiki kesalahan, menggantinya dengan kebaikan. Harga-harga tengah melonjak naik semoga iman dan takwa kita juga terus naik. Karena rizki berasal dari Allah, bukan dari atasan atau pemerintah.Diantara keutamaan bulan Ramadhan antara lain :
1. Bulan Tarbiyah untuk mencapai taqwa
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Alquran- surat Al Baqarah ayat 183)
2. Bulan diturunkannya Alqur`an
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alqur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)......(Alqur`an – surat Al Baqarah ayat 185)
3. Bulan ampunan dosa
Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun `alaih)
4. Bulan dilipat gandakannya amal sholeh
Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban padabulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (Hadis- riwayat Bukhori-Muslim).
5. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga.
6. Bulan Ramadhan bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin
Barangsiapa yang memberikan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapat pahala sebesar pahala yang didapat orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut.
7. Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan ahirnya pembebasan dari neraka.
“Apabila masuk bulan Ramadhan dibuka pintu rahmat (kasih sayang) dan ditutup pintu jahanam dan setan-setan dibelenggu (Hadis riwayat Ahmad),
“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Alquran- surat Al Baqarah ayat 183)
2. Bulan diturunkannya Alqur`an
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alqur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)......(Alqur`an – surat Al Baqarah ayat 185)
3. Bulan ampunan dosa
Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun `alaih)
4. Bulan dilipat gandakannya amal sholeh
Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban padabulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (Hadis- riwayat Bukhori-Muslim).
5. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga.
6. Bulan Ramadhan bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin
Barangsiapa yang memberikan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapat pahala sebesar pahala yang didapat orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut.
7. Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan ahirnya pembebasan dari neraka.
“Apabila masuk bulan Ramadhan dibuka pintu rahmat (kasih sayang) dan ditutup pintu jahanam dan setan-setan dibelenggu (Hadis riwayat Ahmad),
referensi:
http://politik.teraspos.com/read/2013/07/25/55845/perbaikan-jalur-pantura-perlu-direformasi
http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/21/55520/harga-harga-melonjak-pemerintah-ke-mana
http://politik.teraspos.com/read/2013/07/25/55880/proyek-pantura-boroskan-anggaran-negara
Selama sepekan ini media lebih memberitakan
rusuh di LP Tanjung Gusta, aturan pengetatan remisi untuk teroris dan koruptor,
dan terakhir perlawanan warga Kendal terhadap Front Pembela Islam. Padahal kenaikan
harga-harga kebutuhan pokok lebih menyentuh persoalan masyarakat seluruh tanah air.
- See more at: http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/21/55520/harga-harga-melonjak-pemerintah-ke-mana#sthash.48lNtCnf.dpuf
Sementara itu media nyaris luput memberitakan soal kenaikan harga pangan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak ini. Selama sepekan ini media lebih memberitakan
rusuh di LP Tanjung Gusta, aturan pengetatan remisi untuk teroris dan koruptor,
dan terakhir perlawanan warga Kendal terhadap Front Pembela Islam. Padahal kenaikan
harga-harga kebutuhan pokok lebih menyentuh persoalan masyarakat seluruh tanah air.
- See more at: http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/21/55520/harga-harga-melonjak-pemerintah-ke-mana#sthash.48lNtCnf.dpuf
Sementara itu media nyaris luput memberitakan soal kenaikan harga pangan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak ini. Selama sepekan ini media lebih memberitakan
rusuh di LP Tanjung Gusta, aturan pengetatan remisi untuk teroris dan koruptor,
dan terakhir perlawanan warga Kendal terhadap Front Pembela Islam. Padahal kenaikan
harga-harga kebutuhan pokok lebih menyentuh persoalan masyarakat seluruh tanah air.
- See more at: http://nasional.teraspos.com/read/2013/07/21/55520/harga-harga-melonjak-pemerintah-ke-mana#sthash.48lNtCnf.dpuf
Belom pernah mudik ke Pantura, tapi selalu liat berita tentang perbaikan jalan ini. Nggak kebayang macetnya gimana. :(
BalasHapus