Kawah Sikidang: Keindahan Yang Berawal dari Putri Yang Ingkar Janji

Saat masih SD, saya suka banget baca buku tentang dongeng nusantara, kisah-kisah yang konon menjadi sebab adanya suatu tempat, seperti Sangkuriang dan Gunung Tangkubanperahu, kisah cinta tak sampai Bandung Bondowoso pada Roro Jongrang yang menyertai Candi Prambanan, Joko Tarub dan Nawangwulan, Dewi Sri, Timun Mas dan juga kisah-kisah sejarah yang berbau mistis seperti Nyai Loro kidul dan pantai selatan Jawa, Batara kala, dan lain-lain. Hidup di Indonesia yang kaya akan sejarah dan budaya membuat setiap tempat, punya cerita. Bahkan makanan khas di setiap daerah di Indonesia pun ada sejarah dan kisah yang menyertainya.

Tahun lalu, kami sekeluarga travelling ke Dieng, karena bawa balita jadi pikniknya yang deket-deket aja. Jalan yang tajam dan berkelok-kelok membuat setiap pengendara harus hati-hati. Selain itu cuaca yang dingin juga menjadi pertimbangan. Jalan-jalan ke daerah pegunungan membutuhkan tubuh yang sehat dan juga harus memakai pakaian yang tebal, jaket/sweater, masker dan saruh tangan juga gak boleh ketinggalan.
Tujuan kami ke Dieng, salah satunya adalah ke Kawah Sikidang. Jadi Isya, anak sulung kami, penasaran banget pengen liat kawah yang merupakan sisa dari letusan gunung berapi. Sebelumnya, kami ke Telaga Warna. Di dalam kompleks Telaga Warna terdapat Kawah Sikendang. Kawah ini hanya sesekali mengeluarkan gelembung-gelembung udara kecil atau letupan gas belerang di permukaan telaga. Karena bunyi letupannya seperti kendang maka kawah ini di beri nama Sikendang.


Dari Telaga Warna kami melanjutkan perjalanan ke kawah Sikidang. Dibanding kawah-kawah lain di Dieng, kawah Sikidang termasuk populer dan banyak dikunjungi. Tapi karena medannya agak sulit, maka kita harus hati-hati. Sekeliling kawah diberi pagar untuk keamanan pengunjung. Dan yang tak kalah seru, ada yang menjual telur rebus kawah. Tertarik mencoba?


Kawah Sikidang ini memang tempat yang menarik dikunjungi. Di sini kita bisa mendapatkan udara pegunungan yang bersih, aroma belerang, dan suasana yang tenang. Cocok banget buat refreshing. Selain itu di kompleks kawah juga bisa kita temui penjual sagon, makanan khas Wonosobo yang berbahan dasar parutan kelapa dan pembuatannya dipanggang di atas arang. Selain itu bisa kita temui juga penjual kentang, bunga edelweis, batuan belerang, dan juga telur rebus kawah. Buat yang suka selfie bisa juga selfie ala zombie atau pangeran berkuda putih di sini.

                                                          penjual kentang dan sagon

Ada yang jual telor rebus kawah juga disini

yuk marii, yang suka selfie :)

Selain indah, Kawah Sikidah juga punya kisah. Biasanya cerita rakyat ada beberapa versi. Dan ini adalah salah satu versi asal muasal terjadinya kawah Sikidang.

Konon, ratusan tahun silam di Dataran Tinggi Dieng ada seorang putri yang sangat cantik bernama Putri Sinta Dewi. Ia tinggal di istana megah yang dikelilingi taman yang indah. Banyak pangeran yang berusaha melamarnya tapi tidak berhasil karena Puteri Sinta Dewi meminta mas kawin yang sangat banyak. Suatu ketika, seorang pangeran bernama Pangeran Kidang Garungan yang kaya raya bermaksud melamar puteri Sinta Dewi. Iapun mengutus pengawal untuk menyampaikan lamaran pada Puteri Sinta Dewi. Shinta Dewi menerima lamaran Pangerang Kidang. Dalam benaknya, tentu ia seorang pangeran yang kaya raya dan berwajah tampan. 

Pangeran Kidang Garungan pun mempersiapkankan mas kawin berupa emas, intan, berlian dan berbagai hadiah untuk sang puteri. Kedatangan sang pangeranpun disambut meriah di istana sang puteri. Namun, alangkah terkejutnya Shinta Dewi ketika bertemu Pangeran Kidang yang ternyata manusia berkepala kidang. Shinta Dewi pun menjadi bingung karena dia telah mengiyakan lamaran dari sang pangeran. Gadis ini pun mencari akal untuk membatalkan lamaran.

Shinta Dewi lalu memohon kepada Pangeran Kidang agar dibuatkan sebuah sumur yang besar karena masyarakat sekitar sangat kesulitan mendapatkan air. Sumur tersebut harus dibuat sendiri oleh sang pangeran dalam satu hari. Pangeran pun menyanggupi. 


Dengan giat, Pangeran Kidang menggali tanah menggunakan tangan dan terkadang tanduknya. Melihat itu, Shinta Dewi kembali khawatir kalau-kalau sang pangeran berhasil menyelesaikan permintaannya. Karena kalut, Shinta Dewi lalu meminta masyarakat menimbun sumur yang sedang digali sang pangeran – selagi sang pangeran masih berada di dasar sumur. Pangeran sadar bahwa ia ditipu. Iapun mengerahkan kesaktiannya agar bisa keluar, sumur pun meledak dan tanah yang menimbunnya berhamburan keluar. namun sumur terus ditimbun.

Karena banyaknya orang yang menimbun sumur itu, Pangeran Kidang akhirnya terkubur hidup-hidup di sumur yang digalinya sendiri. Sebelum mati, pangeran kidang bersumpah bahwa seluruh keturunan Sinta Dewi akan berambut gembel. Dan hingga kini sumur yang meledak tersebut terkenal dengan nama kawah Sikidang. 

Menurut versi ilmiah, Kawah Sikidang memiliki keunikan dibandingkan kawah-kawah lain – baik yang ada di Dataran Tinggi Dieng maupun di tempat lain. Kawah utama di kawasan ini berpindah-pindah.

Ketika memasuki kawasan kawah, akan terlihat beberapa lubang besar yang mengeluarkan asap tidak terlalu tebal. Menurut pihak pengelola, lubang-lubang besar tersebut merupakan kawah utama di masa lalu. Sementara, kawah utama saat ini berada agak jauh dari pintu masuk. Dari pintu masuk, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer untuk sampai di kawah utama. Jalan menuju kawah utama pun agak menanjak. Selain itu, di sekitar kawasan ini, masih terdapat beberapa kawah kecil yang diperkirakan suatu saat akan menjadi kawah utama – menggantikan kawah utama saat ini. Karena letak kawah utama yang berpindah-pindah inilah kawasan ini diberi nama “sikidang”, yang berasal dari “kidang” (kijang). Kawah utama yang berpindah-pindah disamakan dengan sifat kijang yang senang melompat ke sana-ke mari. 
Menariknya membaca kisah sejarah, meski tidak masuk akal, namun selalu terselip hikmah dan pesan moral yang penting. Termasuk dalam kisah Pangeran Kidang Garungan dan putri sinta dewi. Setidaknya ada pelajaran yang bisa kita ambil, diantaranya:
  • Jangan serakah. Keserakahan yang memenuhi hati putri Sinta Dewi membuatnya hanya menerima lamaran pria yang paling kaya. Akibatnya Tuhan menghukumnya dengan mengirim pria yang kaya raya namun berkepala Kidang. Meski kaya dan banyak harta, puteri sinta dewi menolak lamarannya dan akibatnya anak keturunannya mendapat kutukan akibat perbuatannya. Hingga kini anak berambut gimbal masih bisa kita temui di Dataran Tinggi Dieng. Nyawa Pangeran Kidangpun melayang akibat keserakahan sang putri.
  • Jangan membeli kucing dalam karung. Putri Sinta dewi langsung menerima lamaran pangeran Kidang Garungan hanya melihat kekayaannya. Ia belum tahu dan mngenenal siapa sebenarnya pangeran Kidang Garungan. Sebelum memilih jodoh, tentu kita harus mengenal betul calon pasangan. Istilah orang tua jaman dahulu, mengetahui bibit bebet dan bobot agar tidak menyesal kemudian.
  • Jangan ingkar janji. Putri sinta dewi sudah menerima lamaran pangeran Kidang Garungan tapi ia ingkar janji dan berusaha membatalkan lamaran yang berujung pada melayangnya nyawa pangera Kidang. karena yang ia inginkan pangeran yang kaya dan berwajah tampan.  

Wah, sedih ya ceritanya, kasihan juga Pangeran Kidang Garungan, hanya karena ia berwajah kidang, cintanya ditolak Puteri Sinta Dewi.

Di Dieng banyak banget tempat wisata, seperti Telaga warna, Dieng Teater, kompleks Candi Arjuna, atau mendaki untuk melihat sunrise di Sikunir yang merupakan salah satu spot terbaik di dunia untuk melihat matahari terbit.

Jika teman-teman ingin melihat sumur yang dibuat Pangeran Kidang Garungan atau Kawah Sikidang dan juga obyek wisata lain di Dieng, jangan lupa siapkan baju hangat, karena cuaca di pegunungan cukup dingin, masker dan juga tubuh yang fit ya..karena banyak banget destinasi wisata di Dieng yang indah dan juga menyimpan banyak kisah.

Ini Dia Sejarah-Sejarah Menarik di Indonesia, dan tentu banyak sejarah-sejarah lain dari penjuru daerah di Indonesia, yang membuktikan kayanya negara kita akan budaya.



Referensi:
1. http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/264-legenda-kawah-sikidang
2. http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/legenda-si-pangeran-kijang-di-kawah-sikidang




Komentar

  1. aku belum pernah ke Tangkubar perahu loh, lembang itu banyak tempat wisata cantik. KAlau lewat bikin ngiler buat mampir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini di Dieng wonosobo mba, bukan di tangkuban perahu :)

      Hapus
  2. Nah klo ke Dieng sudah pernah, dingiiin banget. Tapi itupun sewaktu masih SD deh. Disana anak-anak kecil aja banyak yang ngerokok, saking dinginnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, anak2 ngerokok? saya blm pernah liat, tp emang dingin banget hawanya

      Hapus
  3. Waah ternyata ada cerita legendany yaa.
    Tahun lalu pingin ke dieng blom kesampean. Mdh2n tahun ini bjsa ke dieng

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin, mudah2an bisa mba, jangan lupa mampir ya klo jadi ke Dieng :)

      Hapus
  4. Ahhh, pengen kesana suatu hari nanti Insyaallah Aamiin...
    Jadi kangen juga cerita rakyat jaman dulu tuh ceritanya menarik dan selalu ada pesannya...

    BalasHapus
  5. Mbaaaak, terima kasih ya sudah ikutan giveawayku ^^

    Aku baru tau cerita Kawah Sikidang, dongeng jaman dulu, ceritanya hampir mirip2 gitu ya. Dan aku pengen banget lhoo ke Dieng. Semoga tahun ini ada kesempatan kesana, aamiiin.

    BalasHapus
  6. Banyak banget ya tempat wisata di Indonesia >.< wajib datangin semuanya nih ^^

    BalasHapus
  7. Maksudnya selfie ala pangeran berkuda putih itu apa mba? Aahhh mau donk sagon nya ya ampun... Udah lama gak makan sagon.. Trrakhir pas masih aku kecil.. Aku sih kurang tahu domgeng nusantara, yang aku tahu memang seputar malin kundang aja. Waktu kecil kebanyakan dibeliin buku dongeng barat dan jepang malah hehehe

    BalasHapus
  8. Ketika ke Dieng, saya belum berkesempatan mengunjungi kawah Sikidang. Sepertinya memang harus agak lama liburan di Dieng karena banyak destinasi menarik buat dikunjungi. Termasuk kawah sikidang ini :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer